Jumat, 30 November 2012

Model Komunikasi Menurut Gudykunst dan Kim


Label: Dasar-dasar Komunikasi
Model Komunikasi William B. Gudykunst dan Young Yun Kim

Model ini mengasumsikan dua orang yang sejajar dalam berkomunikasi, masing-masing dari mereka sebagai pengirim sekaligus penerima, atau keduanya sebagai penyandi (encoding) dan penyandi balik (decoding). Karena hal itulah, kita dapat melihat bahwa pesan dari seseorang merupakan umpan balik untuk yang lainnya. Pesan / umpan balik diantara mereka diwakilkan oleh sebuah garis dari sandi seseorang kepada sandi balik dari yang lainnya. Dua garis itu menunjukan bahwa setiap orang dari kita itu berkomunikasi. Kita menyandi dan menyandi balik pesan dalam satu waktu. Dengan kata lain, komunikasi bukanlah hal yang statis, kita tidak akan menyandi sebuah pesan dan melakukan apapun sampai kita mendapat umpan balik.

 









Masih menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter- filter konseptual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya dan faktor lingkungan. Lingkaran paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan dan penyandian pesan balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang merepresentasikan pengaruh budaya, sosio budaya dan psiko budaya. Salah satu unsur yang melengkapi model tersebut adalah lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi balik pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektual (lingkungan fisik). Dan persepsi kita atas lingkungan tersebut memengaruhi cara kita menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain.



KESIMPULAN : Model Gudykunst dan Kim sebenernya merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan orang asing (stranger). Model komunikasi ini pada dasarnya sesuai untuk komunikasi tatap muka, khususnya antara 2 orang. Meskipun disebut model komunikasi antarbudaya atau model komunikasi dengan orang asing, model komunikasi tersebut dapat merepresentasikan komunikasi antara siapa saja, karena pada dasarnya tidak ada 2 orang yang mempunyai budaya sosialbudaya dan psikobudaya yang persis sama.

Makalah Dasar-Dasar Komunikasi Kelompok 6





Rabu, 28 November 2012

Hakekat Manusia dari Segi Sosiologi


Label: 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
Adapun latar belakang penulis dalam mengerjakan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang hakekat manusia dari segi sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Selain itu makalah ini dibuat sebagai materi presentasi kelompok kami.
1.2   Maksud dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
  1.  Mengetahui hakekat manusia dari segi sosiologi khususnya di Indonesia.
    1. b.  Menghubungkan antara hakekat manusia dalam segi sosiologi dengan kebutuhan pendidikan.
    2.  Agar mahasiswa mampu menjelaskan materi hakekat manusia dalam segi sosiologi dalam pendidikan.

KETUHANAN DALAM ISLAM


Label: 

PEMBAHASAN

A. KETUHANAN DALAM ISLAM
Dalam konsep IslamTuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun. Menurut al-Qur'an, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS al-An'am[6]:103)
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut al-Qur'an, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”

AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM


Label: 

Akhlak dalam Islam
Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata khuluqun yang secara etimologis bermakna tabi’at, budi pekerti, adat dan kebiasaan. Sedangkan pendekatan lain bisa dari kata khalaqa sangat erat kaitannya dengan kata khaliq yang menciptakan dan makhluk yang diciptakan. Dari sini ada korelasi hubungan yang baik antara khaliq (Tuhan) dengan makhluk (manusia).
Definisi  akhlak secara terminologis :
1.      Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa ia memikirkan.
2.      Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang menumbuhkan perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu berfikir lebih lama.
3.      Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.
Model akhlak yang yang harus kita contoh dan teladani adalah akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Sesuai firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalm, (68):4, “Sesungguhnya, Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluqin) yang luhur”. Karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat manusia dalam mewujudkan akhlak mahmuda, akhlak yang islami. Hal ini dipertegas dalam QS. Al-Ahzab, (33):21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak menyebut Allah.” Bahkan Nabi sendiri dalam sabdanya menjelaskan, “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Akhmad)

HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM


Label: 





PEMBAHASAN

A.    Konsep Hukum
        Pengertian Hukum Islam

Secara etimologi, kata hukum berarti ”menetapkan sesuatu pada yang lain”, seperti menetapkan mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang. Sedangkan secara istilah, seperti yang dikemukakan oleh Abu Zahrah, hukum adalah titah Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf.

Hukum adalah hal yang mengatur tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat. Baik peraturan yang berupa tingkah laku maupun kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Atau peraturan yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa.

Oleh karena itu, hukum dalam Islam berarti adanya batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam kehidupan. Karena tidak bisa dibayangkan jika tidak ada hukum Islam, maka seseorang akan semaunya melakukan hal yang dia inginkan termasuk perbuatan maksiat.

FILSAFAT DALAM ISLAM


Label: 


DEFINISI dan KONSEP FILSAFAT DALAM ISLAM
Para ulama yang menganggap filsafat sebagai ilmu sesat adalah para ulama arab saudi dan seluruh ulama di dunia ini yang beraliran salafy/wahaby/ ahlus sunnah wal jamaah. Dalam berbagai buku dan majalah dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu sesat yang bertentangan dengan ajaran islam. Namun harus diingat bahwa definisi ilmu filsafat yang dianggap sesat adalah ilmu filsafat yang bertentangan dengan ajaran islam. Imam Ghazali telah menulis buku yang mengkritik filsafat dan menyatakan kafirnya berbagai ajaran fisafat. Namun kemudian Ibnu Rusyd (pengarang kitab bidayatul mujtahid) menulis buku yang membantah buku Imam Ghazali tersebut, dikabarkan bahwa Ibnu Rusyd membela filsafat, mungkin filsafat yang dibela ibnu rusyd adalah filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam.

MODEL KOMUNIKASI BERLO



Model-model Komunikasi
Model Komunikasi Berlo

Dalam model komunikasi David K. Berlo, terdapat unsur-unsur utama komunikasi yang dikenal dengan SCMR, yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message (pesan), dan Receiver (penerima). Di samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), Efek , dan Lingkungan. Setiap unsur ini akan saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.

1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi. Sumber terdiri dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau lembaga.

2. Pesan


Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media.

3. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang membawa pesan. Saluran komunikasi ini terdiri dari komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik.

4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.

5. UmpanBalik
Umpan balik merupakan respons atau reaksi yang diberikan oleh penerima.

6. Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

MODEL KOMUNIKASI SCHRAMM



Dari bentuknya, model komunikasi dasar terbagi menjadi 2,yaitu :
· Model komunikasi linear satu arah
· Model komunikasi sirkuler

MODEL-MODEL KOMUNIKASI LINEAR : SATU ARAH

Model ini didasari paradigma stimulus-respon.Komunikan adalah makhluk pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa umpan balik, karena itu disebut linear. (Model Aristoteles,Model Laswell, Model Braddock,Model Shannon-Weaver)

MODEL-MODEL KOMUNIKASI SIRKULER : DUA ARAH

Kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan dari paradigma yang lama tentang komunikasi yang linear. Model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan tingkat (equality)antara komunikator dan komunikan.(Model Schramm,Model De Fleur,Model Helical Dance)

DEFINISI KOMUNIKASI


 
5 Pengertian Komunikasi

1.       Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.


2.       Carl I. Hovland
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.


3.       William Albig
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.


4.       Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).

5.       William J.Seller
Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.


Tugas Individu Dasar-dasar Komunikasi
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty

CONTOH PERILAKU KOMUNIKASI



Komunikasi dapat terjadi secara tatapmuka (konvensional) maupun bermedia (digital). Berikut adalah satu contoh masing-masing dari 9 perilaku komunikasi dalam konteks pembelajaran:

·         1A. Perilaku simtomatik yang tidak dipersepsi – Ketika presentasi di depan kelas, badan kita gemetaran karena gugup, namun tidak ada seorang pun yang melihatnya.
·         1B. Simtom yang dipersepsi secara insidental – Ketika presentasi di depan kelas, badan kita gemetar. Kemudian teman-teman menyadari bahwa badan kita gemetar karena gugup, walaupun sebelumnya mereka tidak memperhatikan.
·         1C. Simtom yang diperhatikan – Ketika presentasi di depan kelas, badan kita gemetar. Kemudian seorang teman yang berada paling dekat dengan kita bertanya, “kamu sepertinya gugup sekali ya.”
·         2A. Pesan nonverbal yang tidak diterima – Ketika kita ingin mengajukan pertanyaan kepada dosen, kita pasti terlebih dahulu mengacungkan tangan. Namun, tidak hanya kita yang mengacungkan tangan, banyak teman-teman yang lain yang mengacungkan tangan karena sama-sama ingin bertanya. Lalu dosen tidak menunjuk ke arah kita, melainkan ke arah salah satu teman kita yang mengacungkan tangan juga.
·         2B. Pesan nonverbal insidental – Ketika dosen sedang menjelaskan apa yang sedang dipelajari, lalu kita memiliki kesibukan sendiri. Namun, ketika dosen bertanya kepada kita, kita dapat menjawab apa yang dijelaskan tadi.
·         2C. Pesan nonverbal yang diperhatikan – Ketika kita ingin mengajukan pertanyaan kepada dosen, kita pasti terlebih dahulu mengacungkan tangan. Lalu dosen langsung menunjuk ke arah kita dan mempersilakan kita untuk bertanya.
·         3A. Pesan verbal yang tidak diterima – Ketika kita hendak mengirim tugas melalui email, dan pesan itu tidak terkirim karena adanya masalah dalam koneksi internet.
·         3B. Pesan verbal insidental – Ketika proses belajar sedang berlangsung di dalam kelas, ada salah satu di antara kita yang ‘nyeletuk’, namun seisi ruangan kelas tidak terlalu memperhatikannya.
·         3C. Pesan verbal yang diperhatikan – Ketika kita sedang presentasi di depan kelas bersama kelompok, lalu kelompok yang lain beserta dosen memperhatikan apa yang sedang kita presentasikan.



Tugas Individu Dasar-dasar Komunikasi
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty

MODEL KOMUNIKASI LASSWELL DALAM PEMBELAJARAN


Model Komunikasi Lasswell dalam Pembelajaran
Model komunikasi Lasswell, dapat menjelaskan bagaimana komunikasi terjadi dalam proses pembelajaran, sesuai yang diungkapkan dalam model ini, yaitu “who says what in which channel to whom with what effect”, yang artinya siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan pengaruh apa?”.
Lalu hubungan antara model komunikasi ini dengan pembelajaran adalah sebagai berikut:
·         Who
Siapa di sini adalah guru.
·         Says What
·         Maksudnya adalah materi yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
·         In Which Channel
Yaitu media yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.
·         To Whom
Siapa di sini adalah peserta didik.
·         With What Effect
Yaitu pengaruh yang ditimbulkan oleh guru kepada peserta didik setelah menyampaikan materi tersebut.
Contohnya adalah, tugas diskusi virtual mata kuliah Dasar Komunikasi yang diberikan minggu lalu. Ibu Murti (Who) memberikan materi didiskusikan, yaitu Komunikasi dan  Pembelajaran (Says What) melalui Web Bali(In Which Channel) kepada mahasiswa TP 2012 (To Whom) sehingga mahasiswa TP 2012 dapat mengerjakan assignment yang diberikan berdasarkan hasil diskusi tersebut (With What Effect).

MODEL KOMUNIKASI SHANNON WEAVER



Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel)kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate)pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumberdaya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.

Mengenal Teori Shannon-Weaver
Sebagai peneliti untuk perusahaan telekomunikasi, Shannon tentu saja tertarik terhadap efisiensi mengirim infomasi melalui saluran telegram dan telepon yang waktu itu belum berkembang seperti saat ini. Untuk itu, Shannon perlu memandang informasi sebagai simbol-simbol yang dipertukarkan dalam komunikasi antar manusia. Secara khusus, dia harus menjelaskan bagaimana alat dan saluran komunikasi mengirim simbol-simbol itu dari satu titik di suatu tempat ke titik lain di tempat lainnya. Ini dikenal sebagai transmisi informasi.
Bagi laboratorium Bell tempat Shannon bekerja, kapasitas, efisisiensi, dan efektivitas transmisi ini menjadi amat penting untuk pengembangan jaringan telepon. Shannon lalu menggunakan pendekatan matematik yang memudahkan manusia mereduksi gejala rumit agar mudah dipahami, dan kemudian menghitung atau mengukur gejala tersebut untuk mencapai efisiensi teknologi.
Setahun setelah Shannon mengajukan pemikiran matematisnya di jurnal perusahaan Bell, teori ini dikembangkan lebih jauh bersama seorang rekannya, Warren Weaver, untuk menjadi buku. Di dalam buku inilah mereka menegaskan bahwa untuk memahami informasi, kita perlu berasumsi bahwa semua tujuan komunikasi adalah mengatasi ketidakpastian (uncertainty). Teori yang dikembangkan Shannon dan Weaver menyederhanakan persoalan komunikasi ini dengan memakai pemikiran-pemikiran probabilitas (kemungkinan).

LANDASAN ORGANISATORIS PENGEMBANGAN KURIKULUM


Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam organisatoris kurikulum yaitu :
a.    Ruang lingkup (Scope), mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban atas pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai tujuan?”.
b.    Integrasi atau keterpaduan, menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang ada antara semua materi pelajaran yang terkait. Yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa dapt memberikan bekal dalam menjawab tantangan hidupnya setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.
c.  Urutan Bahan (Sequence) menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan secara vertikal. Berhubungan dengan berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal: pertama, urutan isi bahan pelajaran dan kedua, urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
d.    kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Contoh: untuk mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan terus-menerus dan berulang-ulang. berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .e.    Kriteria keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua aspek yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan memahami materi, baik pada aspek personal, sosial maupun intelektual.  faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.

DEFINISI KURIKULUM


5     Pengertian Kurikulum Menurut Beberapa Sumber
·         J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956): Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas dihalaman sekolah atau diluar sekolah. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kurikuler.
·         Robert Gagne (1967): Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa, sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya. Di kutip oleh Ahmad, dkk (1988 : hal 14)
·         Grayson (1978): Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran.
·         Romine: Kurikulum mencakup semua temu pembelajaran, aktivitas dan pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.
·         Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbununyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENDAHULUAN

Kurikulum sebagai rancangan suatu pendidikan mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan, mengingat pentingnya peranan penting kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka dalam pembuatan kurikulum harus menggunakan landasan – landasan yang kuat dan terlebih dahulu harus di identifikasi , dikaji, dianalisis, secara selektif, akurat, mendalam , dan menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan patokan dalam merancang, mengembangkan, mengimplementasikan kurikulum agar kegiatan pendidikan berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan yang di harapkan, Sanjaya (2008) menyatakan bahwa landasan pengembangan kurikulum ada tiga yaitu landasan filosofis, psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Pada kesempatan ini, kelompok kami akan mambahas salah satu landasan kurikulum, yaitu Landasan Filosofis.

PEMBAHASAN

Landasan Filosofis

Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “philos” dan “sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan Sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Dari arti harfiah ini, Filsafat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara popular filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Henderson (1959) mengemukakan “popularly philosophy means one’s general view of live of men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”. Dengan demikian maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik.

PRINSIP KURIKULUM



Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan macam, antara lain:

Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

ISTILAH TERKAIT KURIKULUM



Istilah-istilah terkait dengan kurikulum

·         Kurikulum inti, persyaratan pendidikan umum yang ditetapkan sebagai rangkaian didefinisikan program interdisipliner yang harus diambil oleh semua mahasiswa yang terdaftar dalam program gelar di sebuah institusi.

·         Kurikulum institusi, kurikulum di suatu sekolah, pada tingkat Institusi (biasanya dikenal dengan sebutan Buku I).

·         Kurikulum utuh, kombinasi antara kurikulum inti dan kurikulum institusional.

·         Kurikulum muatan lokal, pedoman penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan, yang berisikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan dalam penyajian bahan itu dalam PBM.

·         Hiden Kurikulum, hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan.

LANDASAN SOSIOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM



Pengertian Landasan Sosial Budaya

Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun non formal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan.
Jika dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi, dan berdasarkan pandangan antrofologi, pendidikan adalah “enkulturasi” atau pembudayaan. “Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakatnya.
Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut” (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997:58). Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang berbudaya.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.

HUBUNGAN ANTARA TEORITIS DAN PRAKTIS PADA ILMU PENDIDIKAN


Label: 

Pada dasarnya semua ilmu dapat dibagi menjadi 2 yaitu ilmu murni dan ilmu terapan.

Ilmu Murni
Ilmu Murni adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk membahas teori-teori pendidikan secara dalam

Imu Terapan
Ilmu terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan)

Perbedaan Ilmu Pengetahuan Murni dan Terapan:

* Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru.
            Misalnya, penelitian mata manusia.
* Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan menempatkan teori-teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah.
            Contohnya ketika diketahui bahwa mata dapat bermasalah, para ilmuwan berhasil menemukan kacamata. Melalui Ilmu Pengetahuan Terapan ini kita mendapatkan berbagai produk dan layanan baru, tetapi perkembangan ini berawal mula dari kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan Murni.

HAKIKAT FENOMENOLOGI ILMU PENDIDIKAN


Label: 


Hakekat Fenomenologi

Fenomenologi (Inggris: Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua pengertian terhadap fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu tentang gejala-gejala atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita.
Sebagai sebuah arah baru dalam filsafat, fenomenologi dimulai oleh Edmund Husserl (1859 – 1938), untuk mematok suatu dasar yang tak dapat dibantah, ia memakai apa yang disebutnya metode fenomenologis. Ia kemudian dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi. Namun istilah fenomenologi itu sendiri sudah ada sebelum Husserl. Istilah fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H. Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala (fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Label: 




PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pada dasarnya, belajar adalah perubahan yang relatif menetap dan dapat berlangsung kapan saja, kompleks dan terjadi pada semua orang dan semua usia. Sementara, dalam proses belajar terjadi pembelajaran, di mana adanya interaksi antara pendidik, media dan pelajar.

            Belajar dan pembelajaran juga merupakan salah satu masalah dalam dunia pendidikan. Acap kali masalah ini di lupakan begitu saja, padahal cara dan sistem dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan penyampaian materi dari pendidik kepada pelajar. Pada zaman ini, mulai banyak pengembangan-pengembangan sistem dan cara-cara belajar seperti belajar On-Line/Hybird Learning.
            Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah belajar da pembelajaran. Tim penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai definisi belajar dan pembelajaran, tujuan dan manfaat, jenis-jenis belajar, gaya belajar dan pembahasan mengenai belajar dan pembelajaran dalam Teknologi Pendidikan.

SISTEM BELAJAR MANDIRI


Label: 

PEMBAHASAN
A.   Pengertian Konsep Dasar Pengembangan Sistem Belajar Mandiri
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu konsep, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar setiap pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Sistem adalah perpaduan antara sejumlah komponen yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan bersama, dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri.  Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif , dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.
Dalam pelaksanaannya, konsep dasar itu dikembangkan dengan menggunakan rambu-rambu sebagai berikut:
  1. Adanya pilihan materi ajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta dalam beraneka bentuk
  2. Pengaturan waktu belajar yang luwes, sesuai dengan kondisi masing-masing peserta didik
  3. Kemajuan belajar yang dipantau oleh berbagai pihak yang dapat dilakukan kapan saja peserta didik telah siap
  4. Lokasi belajar yang dipilih/ditentukan sendiri oleh peserta didik.
  5. Dilakukannya diagnosis kemampuan awal dan kebutuhan serta remediasi bila kemampuan itu kurang atau pengecualian bila kemampuannya sudah dikuasai.
  6. Evaluasi hasil belajar, dengan berbagai cara dan bentuk seperti tes penguasaan, pembuatan portofolio, dsb
  7. Pilihan berbagai bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik maupun pelajaran.

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH


Label: 


Pendahuluan

Kondisi negara Indonesia yang unik, serta perubahan yang terjadi di era global seperti ini mengharuskan kita mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh yang merupakan subsistem dari pendidikan nasional. Penekanan akan peran penting sistem pendidikan jarak jauh dan terbuka dalam pendidikan nasional telah dirumuskan dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan perubahan visi, misi, dan strategi pendidikan nasional dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pengaruh gabungan kondisi geografis, pertumbuhan, dan sebaran penduduk telah mendorong para pengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk menjadikan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai alternatif untuk mengatasi pemerataan kesempatan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi penyelenggaraan pendidikan antarwilayah, antarpulau, dan antarkelompok penduduk usia sekolah maupun penduduk usia diluar sekolah.
Salah satu indikator yang kurang menggembirakan tentang mutu SDM di Indonesia dapat dilihat dari UNDP (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari tingkat penencapaian pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kepala yang cenderung menurun antar waktu. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, ke-109 pada tahun 1999. Data yang dilaporkan pada The World Economic Forum (2000) mengaindikasikan bahwa indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu urutan ke-37 dari 57 negara yang di survey dunia. Rendahnya indeks daya saing tersebut mengisyaratkan terobosan pendidikan dalam pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan. Salah satu kebijakan nasional adalah peningkatan intensitas pemanfaatan sistem pendidikan jarak jauh pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

VIRTUAL LEARNING


Label: 


Pendahuluan

I.1           Latar Belakang
Banyak orang diseluruh Dunia mengakui pendidikan jarak jauh (Distance Learning) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Permasalahan yang muncul  misalnya banyak anak usia sekolah tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus mencari nafkah atau pun ketika kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik.
Virtual Learning adalah salah satu system pendidikan jarak jauh yang bertujuan untuk mengevisiensikan dan mengefektifikan metode pembelajaran dengan menggunakan internet. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning ini.
Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa

I.2  Tujuan
·         Memberikan Informasi yang berkaitan dengan Virtual Learning
·         Mengerjakan tugas makalah dan presentasi kelompok mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak Cecep Kustandi, M.Pd.

APLIKASI DAN POTENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI


Label: 

Pendahuluan

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.

Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI


Label: 

Pendahuluan
2.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Sebagai generasi modern kita pasti sudah sangat familiar dangan peralatan elektronik. Entah itu kendaraan, peralatan rumah tangga, media entertainment, maupun media komunikasi. Alat-alat  tersebut kini sudah semakin canggih, hal tersebut tentu saja terjadi akibat adanya keinginan manusia untuk dapat terus mengembangkan perangkat perangkat untuk memudahkan pekerjaannya, tidak bisa dipungkiri kehadiran teknologi sangat berpengaruh dalam kelangsungan kehidupan kita semua, terutama dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Artinya, hampir seluruh kegiatan manusia dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Namun apakah kamu tahu apakah definisi teknologi komunikasi dan informasi itu sendiri?

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai definisi Teknologi komunikasi dan Informasi:
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia untuk mempermudah dan menyelesaikan masalahnya.
Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanyasedangkan-
Komunikasi adalah suatu proses di dalam upaya membangun saling pengertian.

GLOBALISASI DAN LINGKUNGAN TEKNOLOGI


Label: 

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk melangkah lebih maju lagi dalam bidang pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, dengan tuangan informasi-informasi dan pemikiran kami yang telah tersaji di dalamnya.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kedepannya, makalah-makalah kami bisa menjadi lebih baik dan lebih informatif lagi.



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perubahan pasti terjadi dalam setiap waktunya. Ada perubahan yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Selain itu, sebuah perubahan juga secara garis besar bersifat maju (berkembang). Terutama perubahan dalam bidang teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

PEMANFAATAN TIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA



Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemanfaatan TIK dalam Dunia Pendidikan Indonesia” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan segala informasi kepada kita semua tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.




Jakarta, 25 September 2012



Tim Penyusun Makalah


Pendahuluan


A.     Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah bukan hal yang asing lagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Adanya internet memungkinkan kita untuk belajar kapan dan di mana saja dengan lingkup yang sangat luas. Misalnya, dengan fasilitas email, chatting, e-book, e-library dan dan sebagainya, kita dapat saling berbagi informasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan sumber informasi tersebut. Karena semua informasi yang kita inginkan dapat kita peroleh hanya dengan mengakses internet.

PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERPENGETAHUAN


Label: 


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Pada masa orde baru kata-kata pembangunan, merupakan kata-katayang sangat familiar di kalangan rakyat Indonesia pada masa itu, hinggaPresiden Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia dijuluki sebagai Bapak Pembangunan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) I s.d VII merupakan program pemerintah yang berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kekuasaan hingga 32 tahun yang berakhir pada tahun 1998,yaitu tumbangnya orde baru digantikan dengan orde reformasi.
Pada masa orde reformasi ini, pembangunan tetap dilaksanakan denganmenitik beratkan pada pemulihan ekonomi, meningkatkan kehidupanberdemokrasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam IPTEKkhususnya di bidang teknologi , informasi dan komunikasi (TIK).
Membangun masyarakat berpengetahuan adalah membangun kesadaranmasyarakat mengenai pentingnya mempunyai visi dan wawasan iptek sebagaibekal untuk menghadapi abad ke-21. Kecintaan terhadap ilmu pengetahuan,hasrat untuk menggali dan mengembangkannya, perlu secara terus-menerusditumbuhkan, sehingga membudaya dalam kehidupan masyarakat. Denganbegitu, maka upaya menciptakan dan membangun sebuah masyarakatberpengetahuan akan menjadi kesadaran kolektif. Tanpa berbekal visi danwawasan iptek, sulit rasanya kita bisa survive dalam memasuki era global yang penuh tantangan dan sangat kompetitif itu. Sehubungan dengan hal tersebut, agenda utama bangsa kita adalah membangun basis kepemimpinan yangberwawasan dan visioner, serta berlandaskan pada iptek. Kepemimpinan yangdemikian tentu akan lebih kuat dan mampu menjangkau masa depan yang jauh.Ada ungkapan bijak dari seorang filsuf yang patut kita camkan:”leadershipmust be base on knowledge.”
Perubahan peradaban menuju masyarakat berpengetahuan (knowledgesociety). menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi(ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang peranan sangat penting danstrategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memilikiketerampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif;(3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi.
Menyadari peran strategis pendidikan dalam mewujudkan masyarakatberpengetahuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional ( Kemendiknas )telah melakukan berbagai kegiatan yang didalamnya termasuk pemanfaatan danpendayagunaan TIK untuk memperluas akses terhadap pendidikan bermutu danmeningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan. Untuk mempercepatpendayagunaan dan pemanfaatan TIK untuk pendidikan telah dilakukanberbagai upaya untuk mendorong akselerasi dan peningkatan “ICT literacy skills”menuju “knowledge-based society”. Sehingga dalam program 100 hariKemendiknas Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang pertama adalahpenyediaan internet secara massal di sekolah.

PENGINTEGRASIAN TIK DALAM PEMBELAJARAN


Label: 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam bentuk makalah yang berjudul  “Integrasi TIK Dalam Belajar Dan Pembelajaran“.
 Makalah kelompok ini, penulis susun untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Komunikasidan Informasi, yakni Bapak Cecep.......
          Penulis menyadari dalam penulisan makalah ilmiah ini masih dirasakan kurang sempurna, karena itu penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.




Jakarta, 14 Oktober 2012



Penulis





PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang
Dewasa ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone, note book, televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum  pendidikan yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi kan sebagai sumber belajar.

M - LEARNING


Label: 


Kata pengantar


Pertama – tama puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PEMANFAATAN M-LEARNING DALAM  PROSES PEMBELAJARAN”
Pembuatan Makalah ini berisikan tentang informasi pemanfaatan m-Learning dalam proses pembelajaran atau yang lebih khususnya membahas pengertian mobile learning, Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Mobile Learning atau yang lebih dikenal dengan sebutan m-Learning
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Jakarta , 20 september 2012

Tim penyusun



BAB I
PENDAHULUAN


A.                  LATAR BELAKANG MASALAH
Pada masa ini kemajuan teknologi berkembang dengan begitu pesat, begitu banyak tantangan dan tuntutan yang memengaruhi segala aspek di bidang kehidupan, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, juga di bidang pendidikan, teknologi yang kian pesat maju, harus diiringi dengan SDM yang unggul dan mutu pendidikan yang baik , untuk mencapai kemajuan ini, tentunya perlu diadakan inovasi – inovasi positif di bidang pendidikan, tentunya beberapa negara maju telah menerapkan inovasi di dalam bidang pendidikannya dalam hal ini kita akan membahas mengenai M-Learning , yaitu suatu teknologi yang dikembangkan negara – negara maju berbasis kan mobile technology, demi mencapai kefektivitasan dan juga keefisienan suatu proses pembelajaran , beberapa aktivitas pembelajaran dapat di selenggarakan secara non konvensional dalam m-learning ini , sehingga teknologi ini diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki nilai lebih , yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini.
B.                  RUMUSAN MASALAH
1.       Apa definisi M-Learning
2.       Apa kelebihan dan kekurangan M-Learning
3.       Bagaimana penerapan M-Learning di Negara – Negara maju
C.                  TUJUAN PEMBAHASAN
1.       Untuk mengetahui definisi M-Learning
2.       Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan M-Learning dalam pendidikan
3.       Untuk mengetahui penerapan M-Learning Negara – Negara maju

BELAJAR ONLINE


Label: 



KATA PENGANTAR

Kami panjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi penjelasan tentang pembelajaran online dalam pengantar teknologi komunikasi dan informasi serta manfaat-manfaat dari diadakannya sistem pembelajaran online.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami sebagai penyusun meyadari dalam penyusunan makalah ini belum sempurna mengingat adanya kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritiknya demi penyempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Semoga materi yang kami sajikan dapat dipahami dengan seksama.






                                                                           Jakarta , ……………….2012







Penyusun




BAB 1

PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang Masalah

Adapun latar belakang penulis dalam mengerjakan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang belajar online khususnya untuk mata kuliah Pengantar Teknologi Komunikasi dan Informasi. Selain itu makalah ini dibuat sebagai wadah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai belajar online secara menyeluruh.
Pembelajaran elektronik atau e-Learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah kejelasan tentang kegiatan belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning? Apakah seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari Internet, dapat dikatakan telah melakukan e-Learning?