Minggu, 28 September 2014

Tata Cara Menulis Buku Teks Pelajaran

Refleksi Individu
Berdasarkan hasil pencarian 5 tulisan di internet mengenai tata cara menulis buku teks pelajaran, yaitu :
Dapat saya simpulkan bahwa buku teks pelajaran harusnya dibuat oleh guru, bukanlah dibuat oleh orang lain, agar buku pelajaran tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi siswa itu sendiri. Apabila buku dibuat oleh orang lain yang bukan guru didalam kelas itu sendiri, maka berbagai kendalaakan dapat muncul, karena tidak sesuai dengan karakteristik si siswa. Kemudian buku teks pelajaran harus dibuat semenarik mungkin agar bisa menarik motivasi siswa untuk membacanya dan mempelajarinya, buku yang bagus ialah buku yang membuat asyik, mudah dan menyenangkan untuk belajar, jangan membuat buku menjadi kaku, karena akan menimbulkan kejenuhan dan ketidak tarikan siswa terhadap buku tersebut.
Berikut ini ialah prinsip-prinsip pembuatan buku teks pelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku  antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan.
-          Prinsip Relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai
-          Prinsip Konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
-          Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan harus sesuai dalam membantu siswa mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya

Berikut ini ialah ketentuan-ketentuan membuat buku teks pelajaran yang baik dan benar :
-          Penyederhanaan, baik dalam konsep maupun tata bahasa yang digunakan, kemudian keterangan-keterangan yang bersifat mendasar, karena akan memudahkan siswa untuk memahaminya.
-          Kata baku, dengan penggunaan kata baku akan mengurangi berbagai penafsiran makna yang berbeda, sehingga kaliamat yang dituju dapat dengan mudah dipahami leh siswa.
-          Keterdekatan, digunakan sebagai bahan pencontohan atau peragaan-peragaan untuk menjelaskan keterangan kepada siswa, memberi contoh dengan apa yang dekat dan dering mereka lihat, sehingga lanjutan materi selanjutnya akan lebih memudahkan dijalankan.
-          Mind map, penggunaan peta pikiran sangat lah dibutuhkan, karena dengan membuat topic utama didalam sebuah topic lainnya yang berkaitan dan kemudian satu demi satu memperkaitkannya, akan membantu siswa lebuh mudah memahaminya.
-          Penampilan, hal ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan cover, penggunaan huruf, ilustrasi, table, dan lainnya yang dibuat dengan menarik dan bagus akan membuat siswa tertarik akan buku tersebut, sebaliknya bila taka da ilustrasi, kemudian permainan warna dan keseluruhan buku monoton akan membuat siswa menjadi jenuh dengan buku tersebut.
-          Keterbacaan, hal ini merupakan hal yang sangat penting dan patut diperhatikan, dimana sebuah pesan atau informasi yang dibuat didalam buku akan mudah ditangkap, dimengerti, dan dipahami oleh pembaca apabila dibuat dengan baik dan benar. Sebuah pesan yang penting dan bermanfaat akan menjadi percuma apabila keterbacaan pada buku tersebut tidak bagus. Hal yang perlu diperhatikan didalam keterbacaan ialah :
o   Jenis font, harus mudah dibaca oleh pembaca dengan jarak baca normal dan tidak membuat pusing / membuat mata cepat lelah.
o   Ukuran font, harus bisa terbaca oleh pembaca dengan jarak baca normal dan tidak membuat pusing / membuat mata cepat lelah.
o   Jarak spasi, harus seimbang tidak terlalu dekat dan jauh dari baris kalimat agar mudah dibaca oleh pembaca dengan jarak baca normal dan tidak membuat pusing / membuat mata cepat lelah.
-          Penekanan, hal ini sangat berkaitan dengan keterbacaan, dimana sebuah kalimat yang dirasa penting didalam sebuah pesan atau informasi, apabila dibuat beda dengan kata lainnya, akan memudahkan pembaca untuk meresap, menangkap dan memahami makna terpenting didalam kalimat tesebut. Hal ini bisa dibuat dengan cara memberi panah à, menggaris bawahi, memperbesar font, menebalkan font, merubah jenis font, dan mewarnai font. Fungsi utamanya iyalah memberikan kontras presepsi.
-          Rujukan, Buku yang dibuat harus menjadi rujukan bagi siswa yang belajar

Persyaratan yang berkaitan dengan isi
-          Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
-          Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
-          Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
-          Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
-          Sesuai dengan jenjang dan sasararan
-          Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
-          Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara


Persyaratan penyajian
-          Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
-          Saling memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
-          Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
-          Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
-          Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
-          Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal

Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
-          Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
-          Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran pembaca
-          Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
-          Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan

Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
-          Relevan dengan konsep, prinsip yang disajikan.
-          Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
-          Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
-          Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi


Berikut ini ialah langkah-langkah dalam menulis buku teks pelajaran :
-          Merumuskan sasaran belajar yang dikehendaki.
-          Menyiapkan soal-soal yang dapat menguji  tercapainya sasaran belajar.
-          menganalisis dengan teliti tiap pokok bahasan untuk menentukan struktur yang mendasarinya.
-          Menyusun bahan ajaran secara berurutan dan bersistem.
-          Mengujicobakan naskah kepada sejumlah siswa terpilih yang mewakili calon pemakai.
-          Memperbaiki naskah berdasar hasil ujicoba tersebut,  kemudian diujicobakan ulang hingga sasaran yang diinginkan tercapai.
-          Membuat revisi berdasar hasil ujicoba.
-          Menawarkan naskah pada penerbit.
-          Buku Ajar diterbitkan.


Berikut ini ialah susunan buku teks pelajaran :
Terdapat tiga bagian penting yang biasanya ada dalam Buku Ajar.
1.      Bagian Awal
-          Halaman cover, berisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen,      tahun terbit.
-          Halaman judul yaitu memuat judul lengkap, nama pengarang dan penyunting, gambar sampul,  tahun terbit, nama penerbit serta kedudukan penerbit.
-          Teraan, menguraikan perihal penerbit, cetak ulang,  hak penerbitan atau pengarang, Nomor ISBN atau katalog dan lain-lain.
-          Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
-          Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
-          Pengantar, ditulis orang lain yang akan memperkenalkan pengarang atau isi buku.
-          Prakata, memuat perihal siapa pengguna buku, petunjuk menggunakan buku, sasaran yang ingin dicapai setelah  mempelajari buku, dan alasan atau garis besar pembagian Bab.
-          Ucapan terima kasih, merupakan kesempatan penulis menyampaikan terima kasihnya kepada pihak yang telah membantu mewujudkan tulisan tersebut. Terima kasih perlu disampaikan dengan wajar saja, jangan berlebihan. Ucapan terima kasih dapat pula dipadukan dengan Prakata.

2.      Bagian Isi
-          Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab. Tiap Bab mengandung :
o   Pendahuluan
o   Sub Bab
o   Ringkasan
o   Daftar Pustaka
o   Soal-soal latihan

3.      Bagian Akhir
-          lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
-          Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca
-          Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
-          Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
-          kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
-          Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu

Senin, 15 September 2014

Apa itu PBAC? dan Harapan belajar PBAC?

-         Apa itu PBAC ?
Singkatannya sendiri adalah (Pengembangan Bahan Ajar Cetak) akan tetapi karena matakuliah ini diperuntukan untuk anak TP yang berorientasi kepada peserta didik maka seharusnya yang lebih tepat singkatan PBAC itu adalah (Pengembangan Bahan Belajar Cetak). Yang saya ketahui tentang PBAC adalah, kuliah ini membahas tentang bahan belajar khususnya bahan belajar cetak, bahan belajar cetak yang kita bahas tidak hanya berupa buku, tetapi bisa juga berupa poster, brosur, komik dan lain-lain. Dimana didalamnya kita akan mengembangkan suatu kurikulum untuk dimasukan kedalam bahan belajar, kemudian kita juga akan meneliti dan menilai bahan belajar cetak, dan dapat menciptakan bahan belajar cetak yang baik dan benar.

-         Harapan belajar PBAC?
Harapan saya setelah belajar PBAC adalah dapat mengembangkan suatu kurikulum, kemudian dapat meneliti dan menilai sebuah bahan belajar, dan dapat menciptakan atau membuat sebuah bahan belajar cetak yang baik dan benar dan tepat sasaran.

-         Susunan Istilah
1.      Kurikulum                                      11. Keterbacaan          21. Handout
2.      Analisis kebutuhan peserta didik  12. Naskah                  22. E-book
3.      Penelitian                                      13. Judul                      23. Skripsi
4.      Belajar                                          14. Rangkuman                       24. Menilai
5.      Pembelajaran                               15. Kisi-kisi                  25. Evaluasi
6.      Bahan ajar                                    16. Cetakan                 26. Pengembangan
7.      Materi                                           17. Modul                    27. Industry buku
8.      Desain                                           18. Poster
9.      Cara penulisan                              19. Komik
10.  Ejaan                                             20. Buku

-         Paragraph berdasarkan Susunan Istilah
Apabila kita akan membuat sebuah bahan ajar, hal yang harus kita perhatikan adalah Kurikulum apa yang berlaku pada saat ini sebagai acuan kita dalam membuat sebuah bahan ajar. Kemudian kita harus Analisis Kebutuhan Peserta Didik terlebuh dahulu agar bahan ajar yang kita buat nantinya akan tepat sasaran, dan hal yang harus dilakukan agar tepat sasaran kita harus melakukan Penelitian kepada sasaran kita pada bahan ajar yaitu peserta didik.
Sebelum kita membuat suatu bahan ajar, kita harus Belajar terlebih dahulu berupa Pembelajaran mengenai cara-cara pembuatan Bahan Ajar yang baik dan benar seperti mengikuti perkuliahan PBAC ini. Kemudian kita harus mempersiapkan materi apa saja yang tepat dimasukan kedalam bahan ajar kita. Tak lupa juga kita harus mendesain segala konsep yang nantinya akan kita tampilkan didalam bahan ajar yang kita buat seperti cara penululisan yang baik dan benar, kemudian ejaan didalam penulisannya, keterbacaannya dan lain sebagainya.
Setelah kita mengetahui bagaimana cara membuat sebuah bahan ajar yang baik dan benar, dan kita hendak memulai membuatnya, kita harus mempersiapkan Naskah terlebuh dahulu sebagai acuan dalam penulisan didalam bahan ajar yang akan dibuat. Dimana didalam bahan ajar yang akan kita buat seperti buku, kita akan membuat dan memasukan Judul, Rangkuman, Kisi-kisi, dan lain sebagainya.
Didalam pembelajar PBAC ini kita mempelajari dan bisa membuat sebuah bahan ajar khususnya bahan ajar cetak, cetakan itu sendiri dapat berupa Modul, Poster, Komik, Buku, Handout dan dapat berupa bahan ajar elektronik seperti e-book. Kemudian mengikuti kuliah PBAC ini dapat menguntungkan kita juga dalam pembuatan Skripsi kita nantinya, karena dalam perkuliahan ini kita akan mendapatkan ilmu bagai mana cara penulisan yang baik dan benar, sehingga hal ini merupakan keuntungan dan bekal untuk kita menyusun skripsi nantinya. Dan didalam kuliah PBAC ini memberi pengetahuan kepada kita untuk Meneliti dan Menilai sebuah bahan ajar, sehingga kita dapat mengetahui dan menyimpulkan mana bahan ajar yang baik dan mana bahan ajar sebuah bahan ajar yang kurang baik atau tidak tepat sasaran.
Setelah kita dapat membuat sebuah bahan ajar, hal yang menurut saya sangat penting untuk dilakukan ialah meng-Evaluasi-nya, agar kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang kurang dan harus kita perbaiki pada bahan ajar yang telah kita buat. Kemudian setelah itu baru lah kita mengembangkan bahan ajar yang kita buat. Dan yang terakhir melakukan penjualan bahan ajar yang kita buat sesuai dengan perindusrti buku yang ada di Indonesia ini agar bahan ajar yang kita buat dapat memiliki sebuah nilai jual dan menambah pemasukan juga untuk kita pembuat bahan ajar.

Selasa, 08 April 2014

facebook inovasi dalam pembelajaran? “YES’, “NO”, dan “YES & No”

DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN (DIP)
ARTIKEL LAPORAN HASIL SURVEI FORUM DISKUSI FACEBOOK DIP

A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman yang meliputi berkembangnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) didunia pendidikan. Hal ini merubah diafragma didalam suatu pembelajaran, dimana yang pada awalnya suatu pembelajaran hanya berada didalam sebuah kelas dan secara tatap muka (konvensional), maka sekarang suatu pembelajaran sudah bisa dilakukan diluar kelas yang tidak perlu adanya tatap muka antara pemelajar dan pembelajar, yaitu dengan pembelajaran secara online (online learning).
Mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta untuk jurusan Teknologi Pendidikan memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya untuk melihat keaktifan mahasiswa di luar kelas melalui forum diskusi online di sosial media Facebook. Dimana keaktifan siswa didalam belajar tidak hanya dilihat didalam kelas. Tetapi dapat dilihat keaktifannya di luar kelas.
Facebook yang pada umumnya digunakan hanya sebagai media social saja, ternyata dapat digunakan sebagai alat pendukung didalam suatu pembelajaran, dimana pemanfaatannya dapat digunakan oleh peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang di post oleh guru sebagai alat ukur keaktifannya di luar kelas, bahkan pemanfaatannya dapat untuk berdiskusi antar peserta didik dan guru, dan antar peserta didik dengan peserta didik yang lainya.
Lalu, apakah benar dengan forum diskusi Facebook ini mahasiswa menjadi aktif? Bagaimana keefektifannya? Dalam artikel ini, saya akan membahas hasil survei mengenai keaktifan dan efektifitas mahasiswa dalam forum diskusi Facebook untuk mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan.

2.      Pertanyaan Survei
a.      "Apakah Forum Group Discussion IDP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini?". Kalau Anda jawab "YES", atau "NO" atau "YES & NO", berikan alasan mengacu pada teori Rogers & Reigeluth.
b.      Berapa jumlah frekuensi mahasiswa yang menjawab serta berapa yang tidak menjawab?
c.       Dari jumlah mahasiswa yang menjawab, berapa yang memilih "YES", "NO", dan "YES & NO"?

3.      Tujuan dan Manfaat Hasil Survei
Tujuan
a.      Mengetahui keaktifan mahasiswa dalam forum diskusi Facebook mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan.
b.      Menilai sejauh mana keefektifan Facebook sebagai forum diskusi pembelajaran.
c.       Membuat mahasiswa aktif, tidak sekedar di dalam kelas tetapi juga di luar kelas.
Manfaat
a.      Mahasiswa diberi kesempatan untuk aktif di luar kelas, karena di dalam kelas terbatas waktu.
b.      Mahasiswa bebas berekspresi dalam menyatakan pendapatnya selama diskusi.
c.       Mahasiswa memperoleh pengetahuan lebih dengan membaca komentar teman lain.
d.      Dosen mengetahui bagian mana yang belum dipahami mahasiswa dengan melihat jawaban mahasiswa.

4.      Responden Survei dan Teknik Survei
Responden dalam survei ini adalah mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta kelas Reguler 2012 yang mengambil mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan Semester 100.
Teknik Survei
a.      Mendata jumlah mahasiswa yang menjawab dan tidak menjawab pertanyaan di forum diskusi Facebook DIP pada tanggal 18 Maret 2014.
b.      Mendata jumlah mahasiswa yang menjawab "YES", "NO", dan "YES & NO" beserta alasannya.
c.       Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
d.      Menganalisis data.
e.      Memberi kesimpulan.

B.    Hasil Survei
1.     Berikut ini adalah tabulasi data responden mahasiswa kelas DIP atas keikutsertaan mereka merespon tentang “YES” “NO” dan “YES & NO” didalam forum diskusi facebook.
TABEL :
KETERANGAN
JUMLAH MAHASISWA
NGOCEH
32 ORANG
BENGONG
9 ORANG
JUMLAH MAHASISWA YANG ADA DI FORUM DISKUSI
41 ORANG

DIAGRAM BATANG :



DIAGRAM LINGKARAN :

Dari jumlah 41 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan, terlihat 78% atau 32 orang menjawab pertanyaan dalam forum diskusi Facebook. Sisanya 22% atau 9 orang tidak menjawab.

2.     Berikut adalah tabulasi data responden yang menjawab posting Bu Retno, berdasarkan berapa banyak mahasiswa yang menjawab “YES’, “NO”, dan “YES dan NO”
TABEL :
JAWABAN
JUMLAH RESPONDEN
“YES”
4 ORANG
“NO”
8 ORANG
“YES & NO”
19 ORANG
BINGUNG
1 ORANG

DIAGRAM BATANG :

DIAGRAM LINGKARAN :

Dari jumlah 32 mahasiswa yang menjawab pertanyaan dalam forum diskusi Facebook, terlihat 59% atau 19 orang menjawab “YES & NO”, 25% atau 8 orang menjawab “NO”, 13% atau 4 orang menjawab “YES” dan 3% atau 1 orang menjawab “BINGUNG”

3.     Berikutnya setelah di lihat dari jumlah mahassiwa yang menjawab “YES’, “NO”, dan “YES dan NO” akan dibuat tabulasi dari alasan mahasiswa menjawab komentar dengan alasan yang sama/hampir sama.

TABEL :
Semua alasan responden yang menjawab “YES” semuanya sama/hampir sama jawabannya
KETERANGAN JAWABAN “YES”
JUMLAH MAHASISWA YANG JAWABAN SEJENIS
 Mengacu kepada teori rogers ya, karna baru merasakan diskusi menggunakan FB dan mengacu kepada teori reigeluth ya, forum diskusi DIP ini menyeluruh dan berkelanjutan
4 ORANG

TABEL :
Alasan responden yang menjawab “NO” ada 3 macam jenis jawaban
KETERANGAN JAWABAN “NO”
JUMLAH MAHASISWA YANG JAWABAN SEJENIS
(ALASAN 1)
Mengacu kepada teori rogers no, karena sudah pernah merasakan pembelajaran online dan mengacu kepada teori reigeluth no, karena forum diskusi DIP ini tidak menyeluruh dan berkelanjutan hanya sekedar tanya jawab (tanya dari dosen dan jawab dari mahasiswa)
4 ORANG
(ALASAN 2)
Mengacu kepada teori rogers no, karena sudah pernah merasakan pembelajaran online dan mengacu kepada teori reigeluth no, karena tidak menyeluruh, melainkan hanya sebagai penunjang proses pembelajaran
2 ORANG
(ALASAN 3)
Menjawab no hanya mengacu kepada teori rogers saja, tidak ada tanggapan mengenai teori yang mengacu kepada reigeluth
2 ORANG

DIAGRAM BATANG :


DIAGRAM LINGKARAN :

Dari 8 mahasiswa yang menjawab “NO” terdapat 3 alasan responden yang menjawab “NO” dalam forum diskusi Facebook, terlihat 50% atau 4 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 1”, 25% atau 2 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 2” dan 25% atau 2 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 3”

TABEL :
Alasan responden yang menjawab “YES & NO” ada 3 macam jenis jawaban
KETERANGAN JAWABAN “YES & NO”
JUMLAH MAHASISWA YANG JAWABAN SEJENIS
(ALASAN 1)
Mengacui kepada teori rogers yes, karena merupakan hal yang baru dirasakan dan mengacu kepada teori reigeluth no, karena forum diskusi DIP di fb ini tidak berkelanjutan
7 ORANG
(ALASAN 2)
Mengacu kepada teori rogers no, karena sudah pernah merasakan pembelajaran online baik dengan fb maupun media online lainnya dan mengacu kepada teori reigeluth yes karena merupakan pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus demi tercapainya pembelajaran DIP
8 ORANG
(ALASAN 3)
Jawaban hanya mengacu kepada teori dari rogers, yaitu bisa merupakan inovasi dan juga tidak karena tergantung dari individu yang merasakan
4 ORANG

DIAGRAM BATANG :



DIAGRAM LINGKARAN :

Dari 19 mahasiswa yang menjawab “YES & NO” terdapat 3 alasan responden yang menjawab “NO” dalam forum diskusi Facebook, terlihat 37% atau 7 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 1”, 42% atau 8 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 2” dan 21% atau 4 orang beralasan mengacu kepada “ALASAN 3”

C.     Pembahasan
Dari hasil data yang diperoleh, mayoritas 78% atau 32 mahasiswa aktif dalam forum diskusi Facebook DIP. Sisanya 22% atau 9 orang yang tidak aktif. Ketidakaktifan ini disebabkan oleh kemungkinan beberapa faktor, seperti tidak adanya koneksi internet, tidak tahu ada postingan di forum diskusi Facebook, dan bisa jadi merasa malas untuk bergabung dalam forum diskusi Facebook.
Maka meihat dari data yang saya peroleh dari hasil respon mahasiswa yang mengikuti forum diskusi DIP di facebook, berdasarkan jawaban “YES” “NO” dan “YES & NO” mengenai tanggapan apakah forum ini merupakan sebuah inovasi atau bukan yang mengacu kepada teori Rogers “Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.” Dan teori Reigeluth “Inovasi adalah suatu proses perubahan secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.” ialah tergantung kepada individu yang merasakan dan dilihat tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihat forum diskusi ini yang nantinya bisa dikatakan inovasi atau bukan merupakan inovasi.
Kemudian apabila dirujuk apakah forum diskusi online DIP ini efektif atau tidak, menurut saya ada sisi keefektifannya akan tetapi juga ada sisi yang menurut saya kurang efektif. Seperti contohnya untuk mahasiswa-mahasiswi yang kurang aktif didalam kelas “bukan berarti mereka tidak mengerti” akan pembehasan materi yang sedang dipelajari, akan tetapi mereka kurang percaya diri untuk ikut aktif dalam hal mengajukan pertanyaan, menanggapi pertanyaan atau lain sebagainya yang sebenarnya mereka juga memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tidak berbeda dengan yang aktif di dalam kelas. Dengan demikian adanya forum diskusi online DIP ini, mahasiswa yang demikian bisa meluapkan dan mengexpresikan jawaban mereka dengan sebebas-bebasnya dengan gaya mereka masing-masing tanpa adanya keraguan.
Akan tetapi mengapa saya mengatakan adanya sisi kuarang efekti di dalam forum diskusi online ini iyalah, dengan mereka yang kurang aktif didalam kelas kemudian mereka selalu telat mengngepost jawabannya di forum facebook ini dibandingkan dengan teman-temannya yang lain iyalah, bukan berarti kita bisa “menjudge” mahasiswa tersebut tidak aktif juga diluar kelas (udah ga aktif didalam kelas, diluar kelas juga ga aktif) akan tetapi kita harus meliahat dari sisi yang lainnya, seperti yang sudah sayan katakana di pembahasan di atas, bahwa banyak berbagai factor penghambat mengapa mereka telat mengepost jawabannya di forum diskusi online ini, seperti tidak adanya koneksi internet, dari konesksi internet ini saja banyak hal penyebab didalamnya, bisa jadi mahasiswa tersebut paket internetnya habis, sehingga tidak bisa untuk konek internet dan membuka facebook, atau bisa jadi mempunyai paket internet tetapi jaringannya tidak mendukung, alias gak konek-konek, sehingga untuk mengepost dan mengupload tugas itu sangat susah. Kita harus melihat dari berbagai sudut pndang, jangan hanya melihat dari seberapa cepat mahasiswa itu ngepost tugas di forum diskusi facebook tersebut.
Kemudian apabila dibilang mahasiswa yang mengepost jawaban terlambat, yang di atasnya sudah banyak jawaban yang post oleh teman-temannya, di judge bahwa jawabannya iyalah meniru atau mengcopy jawaban dari teman-temannya yang lebih dahulu mengepost, itu “salah besar” tidak semua seperti itu, seperti halnya saya, walaupun saya mengepost sering belakangan bukan berarti saya mengcopy jawaban yang sudah di post oleh yang teman lain post sebelumnya, bila saya melihat jawaban dari teman-teman saya dahulu sebelum saya menjawab atau mengepost pertanyaan dari dosen, saya malah menjadi bingung karna banyak pendapat yang ada, sehingga saya lebih memilih untuk menjawab sendiri dengan bahasa saya sendiri dan pengetahuan saya sendiri tanpa melihat jawaban yang ada sebelumnya, baru setelah saya mnejawab pertanyaan, saya meliahat jawaban temen-teman saya yang ada. Baru dari situ saya bisa menilai-nilai mana jawaban yang menurut saya ada benarnya juga yang padahal jawaban itu berbeda dengan saya.

D.    Kesimpulan
Meihat dari data yang saya peroleh dari hasil respon mahasiswa yang mengikuti forum diskusi DIP di facebook, berdasarkan jawaban “YES” “NO” dan “YES & NO” mengenai tanggapan apakah forum ini merupakan sebuah inovasi atau bukan ialah tergantung kepada individu yang merasakan dan dilihat tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihat forum diskusi ini yang nantinya bisa dikatakan inovasi atau bukan merupakan inovasi.
Kemudian keaktifan mahasiswa dalam diskusi online ini dilihat dari data presentase yang ada ialah jauh lebih besar dari yang tidak aktifnya, kemudian untuk keaktifan dan kecepatannya mengepost jawaban sekali lagi kita harus menilai jangan dari satu sudut pandang saja karena banyak berbagai factor yang menyebabkan mereka telat mengepost jawaban di forum diskusi online facebook ini, karna sekali lagi ini adalah media online yang mengharuskan penggunaanya konek kepada internet.
Saran saya adalah untuk mahasiswa yang kurang aktif jangan membuat dirinya dijudge lebih kurang aktif lagi, kemudian untuk seluruh mahasiswa dan dosen harus melihat suatu keaktifan seorang mahasiswa di forum tidak hanya dari satu sudut pandang saja, serta penjelasan dari dosen harus ada setelah mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen, karna dengan adanya penjelasan dari dosen akan mengurangi perbedaan presepsi yang timbul dari pernyataan-pernyataan yang ada pada mahasiswa.

E.     Daftar Pustaka
Rogers, Everett M. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press, 1993.

Siregar, E., & Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.